BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perubahan dalam
ilmu pengetahuan dan pengobatan telah memberikan pengetahuan dan teknologi
untuk berhasil mengubah perjalanan banyak penyakit. Meskipun pengobatan
alopatik (pengobatan tradisional Eropa) telah berhasil, tetapi masih banyak
kondisi seperti arthritis, nyeri punggung kronis, masalah gastrointestinal,
alergi, sakit kepala, dan insomnia yang sulit diobati, dan banyak klien
menggali metode alternatif untuk mengurangi gejala sakit kepala. Peneliti
memperkirakan bahwa lebih dari 75% klien mencari perawatan dari praktisi
pelayanan primer untuk mengatasi stres, nyeri dan kondisi kesehatan dimana
tidak diketahui penyebab dan obatnya (Rakel dan Faas, 2006).
Menurut data di Amerika Serikat
pada tahun awal 1990-an, sepertiga dari 1.530 orang yang disurvei, menggunakan
terapi tersebut. Dalam penelitian lebih lanjut dari tahun 1990 sampai 1997,
ternyata respondennya bertambah dari 34% menjadi 42%. Dari survei tersebut
ditemukan sebagian besar mereka yang menggunakan terapi ini adalah orang-orang
dengan taraf pendidikan yang tinggi dan penghasilan yang cukup serta usia
berkisar antara 25-49 tahun . Hal yang menarik dari penelitian ini bahwa
pasien-pasien yang mencari terapi pelengkap dan alternatif adalah mereka yang
menderita nyeri pinggang belakang (35,9% tahun 1990; 47,6% tahun 1997,
arthritis (17,5%; 26,7%) dan nyeri muskuloskeletal (22,3%; 23,6%) Hal ini
sebanding dengan penelitian yang dilakukan di beberapa negara lain seperti
Australia, Canada,Inggris dan Belanda (Perry, Potter, 2009).
B.
Tujuan
Penulisan
1.
Tujuan
umum
Mahasiswa
mampu mengerti tentang “Konsep
Complementary dan Alternatif Terapi”.
2.
Tujuan
Khusus
a.
Mahasiswa mampu memahami tentang pengertian Konsep Complementary Dan
Alternatif Terapi.
b.
Mahasiswa mampu memahami tentang tipe terapi alternatif
dan komplementer.
c.
Mahasiswa mampu memahami tentang jenis-jenis terapi
alternatif yang dapat diakses keperawatan.
d.
Mahasiswa mampu memahami tentang terapi latihan spesifik.
e.
Mahasiswa mampu memahami tentang Peran Keperawatan Dalam Terapi Alternatif dan Latihan.
C.
Metode
Penulisan
Metode Metode
penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah menggunakan metode
kepustakaan. Dalam metode ini para penyusun membaca buku-buku yang berhubungan
dengan makalah ini.
Makalah
ini disusun secara sistematika yang terdiri dari tiga bab yaitu :
Bab I : Berisi tentang Pendahuluan, yang berisi tentang
latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II : Berisi Tinjauan Teoritis, yang berisi tentang pengertian konsep Complementary Dan Alternatif Terapi, Tipe Terapi Alternatif dan Komplementer,
Jenis-jenis Terapi yang Dapat Diakses Keperawatan, Terapi Latihan Spesifik, dan
Peran Keperawatan Dalam Terapi Alternatif dan Latihan.
Bab III : Berisi Penutup, yang berisi tentang kesimpulan
dan saran-saran. Pada bagian akhir makalah ini penulis cantumkan juga daftar
pustaka.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Konsep
Complementary dan Alternatif Terapi
Terapi non-konvensional
merupakan salah satu dari terapi medis alternatif atau komplementer. Terapi
komplementer (complementary therapies) adalah
semua terapi yang digunakan sebagai tambahan untuk terapi konvensional yang
direkomendasikan oleh penyelenggaraan pelayanan kesehatan individu (Perry,
Potter, 2009). Definisi CAM yang
disepakati adalah suatu bentuk penyembuhan yang bersumber pada berbagai sistim,
modalitas dan praktek kesehatan, yang didukung oleh teori dan kepercayaan.
Termasuk didalamnya latihan atau usaha untuk menyembuhkan diri sendiri. CAM
digunakan untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit atau juga untuk meningkatkan
taraf kesehatan.
Walaupun demikian ada perbedaan antara alternatif dan komplementer.Terapi alternatif adalah terapi di luar terapi konvensional. Sementara komplementer berarti pelengkap bagi terapi konvensional yang ada dan telah terbukti bermanfaat. Terapi alternatif (alternative therapies) meliputi intervensi yang sama dengan terapi komplementer, tetapi sering kali menjadi pengobatan primer yang mengganti pelayanan medis alopatik. Kedua terapi alternatif dan komplementer bervariasi derajatnya di mana mereka cocok dengan pengobatan alopatik.
B. Tipe Terapi Alternatif dan Komplementer
1.
Sistem medis alternatif-Dibangun di antara sistem teori
dan praktik yang lengkap
a. Akupuntur : suatu metode tradisional china yang
menghasilkan analgesia atau perubahan fungsi sistem tubuh dengan cara memasukan
jarum tipis di sepanjang rangkaian garis atau jalur yang disebut meridian.
Manipulasi jarum langsung pada meridian energi akan mempengaruhi organ internal
dalam dengan pengalihan qi (shi).
b.
Ayurveda : sistem pengobatan tradisional hindu yang
digunakan di India sejak abad pertama AD. Suatu kombinasi obat seperti herbal,
obat pencahar, dan minyak gosok untuk mengobati penyakit.
c.
Pengobatan Homeopatik : sistem pengobatan medis didasari
pada teori bahwa penyakit tertentu dapat diobati dengan memberikan dosis kecil
substansi yang pada individu sehat akan menghasilkan gejala seperti penyakit.
Substansi yang dianjurkan tersebut adalah obat yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan
alami, hewan, atau substansi mineral.
d.
Praktik Amerika Latin :
sistem medis curanderismo, di mana memasukan suatu model humonal untuk
mengklasifikasikan makanan, aktifitas, obat-obatan, dan penyakit serta
rangkaian penyakit masyarakat.
e.
Praktik Amerika Asli : terapi termasuk keringat dan
pembersihan, obat-obatan herbal, dukun sihir (dukun membuat hubungan dengan roh
untuk menanyakan petunjuk dalam memberikan pengobatan kepada individu).
f.
Pengobatan Naturopatik : sistem terapeutik didasarkan
pada makanan alami, cahaya, kehangatan, pijatan, air segar, olahraga teratur,
dan menghindari pengobatan. Mengenali kemampuan penyembuhan alami tubuh.
Pengobatan menggabungkan terapi tradisional alami dengan ilmu pengetahuan
diagnostik terkini termasuk pengobatan botanikal (tumbuh-tumbuhan).
g.
Pengobatan tradisional China (Asian) : kumpulan teknik
dan metode sitematik termasuk akupuntur, pengobatan herbal, pijatan, akupresur,
muxibistion (menggunakan panas dari herbal yang dibakar).
2.
Terapi secara Biologis-Menggunakan Substansi dari Alam,
seperti Herbal, Makanan, dan Vitamin
a.
Zona : program diet yang memerlukan makanan berprotein,
karbohidrat, dan lemak dalam perbandingan 30:40:30% kalori dari protein, 40%
dari karbohidrat, dan 30% dari lemak. Digunakan untuk menyeimbangkan insulin
dan hormon lain untuki kesehatan yang optimal.
b.
Diet Makribiotik : diutamakan diet vegetarian (tidak ada
produk hewan kecuali ikan ). Awalnya digunakan dalam manajemen berbagai kanker.
Penekanan pada semua biji-bijian padi, sayur-sayuran, dan makanan yang tidak
diawetkan.
c.
Pengobatan ortomelekular (megavitamin) : meningkatkan
masukan nutrisi seperti vitamin C dan beta karoten. Diet mengobati kanker,
skizofrenia, penyakit autis, dan penyakit kronis tertentu seperti
hiperkolesterolemia dan penyakit arteri koroner.
d.
European phytomedicines :
produk yang dikembangkan di bawah kontrol kualitas yang ketat pada
pabrik farmasi yang berpengalaman, dibungkus secara profesional dalam tablet
atau kapsul. Contoh obat-obatan herbal yang telah diteliti dengan baik adalah
gingko biloba, susu dari tanaman liar, dan bilberry.
e.
Obat-obatan tradisional herbal China : lebih dari 50.000
jenis tabaman obat, banyak yang telah diteliti secara luas. Herbal
dipertimbangkan sebagai tulang belakang pengobatan.
f.
Herbal Ayuveda : sistem herbal tradisional Hindu yang
telah digunakan lebih dari 2000 tahun.
3.
Manipulasi dan Metode Didasari Tubuh-Didasari pada
Manipulasi dan/ atau Pergerakan dari Satu atau lebih Bagian Tubuh
a.
Akupresur : teknik terapeitik mempergunakanj tekanan
digital dalam cara tertentu pada titik yang dibuat pada tubuh untuk mengurangi
rasa nyeri, menghasilkan analgesia, atau mengatur fungsi tubuh.
b.
Pengobatan kiropraktik : sistem terapi yang melibatkan
manipulasi kolumna spinalis dan memasukan fisioterapi dan terapi diet.
c.
Metode Feldenkrais : terapi alternatif yang didasarkan
pada citra tubuh yang baik melalui perbaikan pergerakan tubuh. Teknik ini
mengintegrasikan pemahaman fisika tentang pola pergerakan tubuh dengan
kewaspadaan seseorang dalam mempelajari gerak, sikap, dan interaksi.
d.
Tai Chi : teknik yang menggabungkan pernapasan, gerakan,
dan meditasi untuk membersihkan, memperkuat, dan sirkulasi energi dan darah
kehidupan yang penting. Terapi merangsang sistem imun dan mempertahankan
keseimbangan internal dan eksternal.
e.
Terapi pijat : manipulasi jaringan ikat melalui pukulan,
gosokan, atau meremes untuik meningkatkan sirkulasi, memperbaiki sifat otot,
dan relaksasi.
f.
Sentuhan ringan : sentuhan pada klien dengan cara yang
tepat dan halus untuk membuat hubungan, menunjukan penerimaan, dan memberikan
penghargaan.
4.
Intervensi Tubuh dan Pikiran-Menggunakan Berbagai Teknik
yang Dibuat untuk Meningkatkan Kapasitas Pikiran untuk Memengaruhi Tubuh
a.
Terapi Seni : penggunaan seni untuk mendamaikan konflik
emosional, meningkatkan kewaspadaan diri, dan mengungkapkan masalah yang tidak
dikatakan dan disadari klien tentang penyakit mereka.
b.
Umpan balik biologis : suatu proses yang memberikan
individu dengan informasi visual dan suara tentang fungsi fisiologis otonom
tubuh, seperti tegangan otot, suhun tubuh, dan aktivitas gelombang otak,
melalui penggunaan alat-alat.
5.
Intervensi Tubuh-Pikiran-Menggunakan Berbagai Teknik yang
Dibuat untuk Meningkatkan Kapasitas Pikiran guna Memengaruhi Fungsi dan Gejala
Tubuh
a.
Terapi dansa : sarana memperdalam dan memperkuat terapi
karena merupakan ekspresi langsung dari pikiran dan tubuh. Terapi ini mampu
mengobati individu dengan masalah sosial, emosional, kognitif, atau fisik.
b.
Terapi pernapasan : menggunakan segala jenis pola
pernapasan untuk merelaksasi, memperkuat, atau membuka jalur emosional.
c.
Imajinasi terbimbing : teknik terapeutik untuk mengobati
kondisi patologis dengan berkonsentrasi pada imajinasi atau serangkaian gambar.
d.
Meditasi : praktik yang ditujukan pada diri untuk
merelaksasi tubuh dan menenangkan pikiran menggunakan ritme pernapasan yang
berfokus.
e.
Terapi musik : menggunakan musik untuk menunjukan
kebutuhan fisik, psikologis, kognitif, dan sosial individu yang menderita cacat
dan penyakit. Terapi memperbaiki gerakan dan atau komunikasi fisik,
mengembangkan ekspresi emosional, memperbaiki ingatan, dan mengalihkan rasa
nyeri.
f.
Usaha pemulihan (doa) : berbagai teknik yang digunakan
dalam budaya menggabungkan pelayanan, kesabaran, cinta, atau empati dengan
target doa.
g.
Psikoterapi : pengobatan kelainan mental dan emosional
dengan teknik psikologi.
h.
Yoga : teknik yang berfokus pada susunan otot, postur,
mekanisme pernapasan, dan kesadaran tubuh. Tujuan yoga adalah memperoleh
kesejahteraan mental dan fisik melalui pencapaian kesempurnaan tubuh dengan
olahraga, mempertahankan postur tubuh, pernapasan yang benar, dan meditasi.
6.
Terapi Energi-Melibatkan Penggunaan Medan Energi
a.
Terapi Reiki : terapi yang berasal dari praktik Buddha
kuno di mana praktisi menempatkan tangannya pada atau di atas bagian tubuh dan
memindahkan “energi kehidupan semesta” kepada klien. Energi ini memberikan
kekuatan.
b.
Sentuhan terapeutik : pengobatan melibatkan pedoman
keseimbangan energi praktisi dalam suatu cara yang disengaja terhadap semua
klien. Termasuk peletakan tangan praktisi pada atau dekat tubuh klien (Perry,
Potter, 2009).
C. Jenis-jenis Terapi yang Dapat Diakses Keperawatan
Beberapa terapi
dan teknis medis alternatif dan komplementer bersifat umum dan menggunakan
proses alami (pernapasan, pikiran dan konsentrasi, sentuhan ringan, pergerakan,
dan lain-lain) untuk membanti individu merasa lebih baik dan beradaptasi dengan
kondisi akut dan akut. Berikut jenis-jenis terapi yang dapat diakses
keperawatan, yaitu :
a.
Terapi Relaksasi
Respon relaksasi merupakan bagian dari penurunan umum kognitif, fisiologis,
dan stimulasi perilaku. Relaksasi juga melibatkan penurunan stimulasi. Proses
relaksasi memperpanjuang serat otot, mengurangi pengiriman impuls neural ke
otak, dan selanjutnya mengurangi aktivitas otak juga sistem tubuh lainnya.
Relaksasi membantu individu membangun keterampilan kognitif untuk mengurangi
cara yang negatif dalam merespon situasi dalam lingkungan mereka. Keterampilan
kognitif adalah seperti sebagai berikut :
1.
Fokus (kemampuan untuk mengidentifikasi, membedakan,
mempertahankan perhatian pada, dan mengembalikan perhatian pada rangsangan
ringan untuk periode yang lama).
2.
Pasif (kemampuan untuk menghentikan aktivitas analisis
dan tujuan yang tidak berguna).
3.
Kesediaan (kemampuan untuk menoleransi dan menerima
pengalaman yang tidak pasti, tidak dikenal, atau berlawanan).
Tujuan dari relaksasi jangka panjang adalah agar individu memonitor dirinya
secara terus-menerus terhadap indikator ketegangan, serta untuk membiarkan dan
melepaskan dengan sadar ketegangan yang terdapat di berbagai bagian tubuh.
b.
Meditasi dan Pernapasan
Meditasi adalah segala kegiatan yang membatasi masukan rangsangan dengan
perhatian langsung pada suatu rangsangan yang berulang atau tetap (Rakel dan
Faas, 2006). Ini merupakan terminasi umum untuk jangkauan luas dari praktik
yang melibatkan relaksasi tubuh dan ketegangan pikiran. Menurut Benson,
komponen relaksasi sangat sederhana, yaitu : (1) ruangan yang tenang, (2)
posisi yang nyaman, (3) sikap mau menerima, dan (4) fokus perhatian. Praktik
meditasi tidak membutuhkan seorang pengajar, banyak individu mempelajari
prosesnya dari buku atau kaset, dan mudah untuk diajarkan (Fontaine, 2005).
Sebagian besar teknik meditasi melibatkan pernapasan, biasanya pernapasan perut
yang dalam, relaks, dan perlahan. Meditasi menimbulkan keadaan santai,
menurunkan konsumsi oksigen, mengurangi frekuensi pernapasan dan denyut
jantung, serta menghasilkan laporan penurunan kecemasan.
Ada banyak indikasi untuk meditasi, diantaranya adalah sebagai berikut :
·
Kecemasan atau suasana yang menegangkan
·
Rasa kehilangan yang kronis
·
Sindroma kelelahan kronis
·
Rasa nyeri kronis
·
Penyalahgunaan obat (alkohol atau tembakau)
·
Hipertensi
·
Kegelisahan
·
Harga diri rendah atau menyalahkan diri
·
Depresi ringan
·
Gangguan tidur
Meskipun meditasi telah menunjukan perbaikan dalam bebragai penyakit
psikologis, meditasi merupakan kontraindikasi bagi beberapa individu. Sebagai
contoh, individu yang memiliki ketakutan akan kehilangan kontrol dapat menerima
meditasi sebagai bentuk pengontrolan pikiran dan mungkin menolak untuk
mempelajari teknik tersebut.
c.
Imajinasi
Imajinasi atau teknik visualisasi yang menggunakan kesadaran pikiran untuk
menciptakan gambaran mental agar menstimulasi perubahan fisik dalam tubuh,
memperbaiki kesejahteraan, dan meningkatkan kesadaran diri. Biasanya imajinasi
dikombinasi dengan beberapa bentuk latihan relaksasi yang memfasilitasi efek
dari teknik relaksasi. Imajinasi bersifat ditujukan pada diri, di mana individu
menciptakan gambaran mental dirinya sendiri, atau bersifat terbimbing, dimana
selama seorang praktisi memimpin individu melalui skenario tertentu.
Imajinasikan sering menimbulkan respons psikofisiologis yang kuat seperti
perubahan dalam fungsi imun (Fontaine, 2005). Banyak teknik imajinasi
melibatkan imajinasi visual, tapi mereka juga melibatkan indera pendengaran,
proprioseptif, pengecap, dan penciuman. Visualisasi kreatif adalah satu bentuk
imajinasi yang ditujukan pada diri yang didasari pada prinsip hubungan
tubuh-pikiran. Imajinasi memiliki aplikasi pada sejumlah populasi klien.
Imajinasi telah digunakan untuk visualisasi sel kanker yang telah dihancurkan
oleh sel sistem imun, untuk mengontrol atau mengurangi rasa nyeri, dan untuk
mencapai ketenangan dan ketentraman. Imajinasi juga membantu dalam pengobatan
kondisi kronis seperti asma, hipertensi, gangguan fungsi berkemih, sindrom
prementasi dan menstruasi, gangguan gastrointestinal ulceratif colotis, dan rheumatoid arthritis.
D. Terapi Latihan Spesifik
Terapi latihan
spesifik merupakan pengobatan medis alternatif atau komplementer di mana
perawat yang boleh melakukannya hanya perawat yang telah menyelesaikan suatu
pelatihan atau kursus pelajaran khusus. Perawat harus memiliki sertifikat,
gelar, atau ijazah di luar izin perawat RN untuk dapat memberikan sebagian
besar terapi tersebut. Beberapa terapi latihan spesifik (misalnya umpan balik
biologis dan sentuhan terapeutik) sangat efektif dan direkomendasikan oleh
praktisi pelayanan kesehatan Eropa. Berikut jenis-jenis terapi latihan spesifik
adalah sebagai berikut :
1.
Umpan Balik Biologis
Selain digunakan untuk intervensi relaksasi, teknik umpan balik biologis
juga dapat membantu individu dalam mempelajari bagaimana mengontrol respons
sistem saraf otonom tertentu. Umpan balik biologis (biofeedback) merupakan suatu kelompok prosedur terapeutik yang
menggunakan alat elektronik atau elektromekanik untuk mengukur, memproses, dan
memberikan informasi bagi individu tentang aktivitas sistem saraf otonom dan neuromuskular.
Informasi, atau umpan balik, diberikan dalam bentuk tanda fisik, fisiologis,
pendengaran, dan umpan balik (Rakel dan Faas, 2006).
Umpan balik biologis merupakan penambahan yang efektif pada program
relaksasi karena dapat menunjuk dengan cepat kepada klien kemampuan mereka
untuk mengontrol beberapa respons fisiologis. Berbagai bentuk umpan balik
fisiologis diaplikasikan dalam berbagai situasi. Umpan balik biologis telah
berhasil mengobati migraine headache, rasa
nyeri lainnya, stroke, dan berbagai kelainan gastrointestinal dan traktus
urinarius. Meskipun umpan balik biologis atelah menunjukan efektifitas pada
sejumlah populasi klien, ada beberapa tindakan pencegahan. Selama relaksasi
atau latihan umpan balik biologis, emosi atau perasaan yang ditekan terkadang
memperlihatkan bahwa klien tidak dapat beradaptasi dengan dirinya sendiri.
Karena alasan ini, praktisi yang menawarkan umpan balik biologis harus melatih
metode psikologis atau memiliki profesional yang berkualitas yang berguna untuk
rujukan (Potter, Perry. 2009).
2.
Sentuhan Terapeutik
Sentuhan terapeutik (therapeutik
touch) adalah terapi latihan
spesifik yang dikembangkan oleh perawat. Meskipun asumsi keagamaan dan filosofi
terhadap sentuhan terapeutik berbeda dari teknik penyembuhan Eropa, tetapi
sentuhan terapeutik juga melibatkan profesional pelayanan kesehatan terlatih
yang berusaha untuk menunjukan keseimbangan diri mereka sendiri dalam cara yang
bermotivasi atau disengaja terhadap semua klien.
Sentuhan terapeutik merupakan suatu potensi alami manusia yang terdiri dari
meletakkan tangan praktisi pada atau dekat dengan tubuh seseorang. Proses
sentuhan terapeutik melibatkan dimana praktisi melihat tubuh secara sekilas dan
mendiagnosis daerah tempat terakumulasinya tegangan. Praktisi kemudian mencoba
mengarahkan energi tersebut untuk membawa individu kembali masuk ke dalam
keseimbangan energi yang sama dengan praktisi. Sentuhan terpeutik terdiri dari
lima fase, yaitu : pemusatan, pengkajian, penenangan, pengobatan, dan evaluasi.
Beberapa penelitian klasik terdahulu mendapatkan bahwa sentuhan terapeutik
meningkatkan kadar hemoglobin (Hb) pada beberapa klien. Penelitian lain
menemukan bahwa sentuhan terapeutik mampu mengurangi tingkat kecemasan pada
klien yang dirawat yang dirawat di rumah sakit dengan penyakit kardiovaskuler,
menurunkan rasa nyeri sakit kepala, dan memperbaiki suasana hati pada individu
dewasa yang berduka cita. Meskipun beberapa penelitian telah menunjukan hasil
yang positif dari sentuhan terapeutik, beberapa yang lainnya tidak. Alasan
untuk kurangnya respons ini adalah hilangnya kontak mata dan wajah selama sesi
terapeutik dan sesi yang terlalu singkat.
3.
Terapi Kiropraktik
Terapi Kiropraktik merupakan suatu seni penyembuhan manual, dikembangkan
pada tahun 1895 di Lowa. Praktisi kiropraktik lulus dari program persipan yang
didirikan sederajat dengan sekolah kedokteran. Terapi kiropraktik merupakan
terapi holistik yang biasanya tidak menggunakan obat-obatan atau operasi.
Terapi kiropraktik mempromosikan diet alami dan olahraga yang teratur sebagai
komponen penting agar tubuh dapat berfungsi dengan baik (Fontaine, 2005).
Tujuan dasar terapi kiropraktik berfokus pada perbaikan struktur dan
keseimbangan fungsional. Salah satu gangguan struktur mayor yang diobati oleh
praktisi kiropraktik adalah subluksasio vertebra, di mana gerakan sendi menurun
disebabkan oleh sedikit perubahan pada posisi persambungan tulang dan gejala
subjektif seperti rasa nyeri. Beberapa penyakit atau kelainan sendi tidak harus
diobati dengan manipulasi. Kontraindikasi terapi kiropraktik adalah mielopati
akut, patah tulang (fraktur), dislokasi, arthritis rheumatoid, dan
osteoporosis.
4.
Pengobatan Tradisional China
Pengobatan tradisional china (Traditional Chinese Medicina) terdiri
dari beberapa modalitas, termasuk herbal, akupuntur, moxibustion, diet,
olahraga, dan meditasi. TCM sudah berusia ribuan tahun dan berakar dari
Taoisme. Ada beberapa konsep utama yang merupakan pengobatan China. Konsep yang
paling adalah Yin-Yang yang menggambarkajn fenomena berlawanan yang saling
melengkapi dan berada dalam keseimbangan yang dinamis. Qi (di baca Chi) didefinisikan sebagai energi vital dari tubuh
manusia. Penyakit diklasifikasikan dalam tiga kategori utama, yaitu : penyebab
eksternal, penyebab internal, dan bukan penyebab internal maupun eksternal
(Perry, Potter, 2009 ).
elemen, yaitu terdiri atas : bumi, logam, air, kayu, dan api. Berbagai
fenomena kesehatan disususn menurutfase tersebut dan saling berhubungan satu
sama lain. Berikut jenis-jenis pengobatan tradisional China, yaitu :
a.
Akupuntur : akupuntur merupakan metode stimulasi titik
tertentu (akupoin) pada tubuh dengan memasukan jarum khusus untuk memodifikasi persepsi
rasa nyeri. Menormalkan fungsi fisiologis, serta mengobati atau mencegah
penyakit. Akupuntur mengatur atau meluruskan kembali aliran qi. Menurut
pengobatan tradisional China, jarum akupuntur melepskan obstruksi energi dan
membangun kembali aliran qi melalui meridian, selanjutnya menstimulasi dan
mengaktifkan mekanisme penyembuhan diri oleh tubuh. Penggunaan arus listrik
lemah dan kuat meningkatkan efek dari jarum tersebut (Fontaine, 2005).
Akupuntur merupakan modalitas pengobatan primer yang digunakan oleh
praktisi pengobatan China. Masalah terbanyak yang dapat diobati dengan
akupuntur meliputi nyeri punggung bagian bawah, nyeri pada otot wajah, sakit
kepala ringan dan migrain, linu panggul, nyeri bahu, osteoarthritis, salah urat
pada leher, dan keseleo musculoskeletal (Rakel dan Faass, 2006).
Akupuntur merupakan terapi yang aman jika praktisi telah menjalani
pelatihan yang sesuai dan menggunakan jarum yang steril. Meskipun telah
ditemukan komplikasi, tetapi masih jarang terjadi jika praktisi melakukan langkah-langkah yang benar untuk menjamin
keamanan alat dan klien komplikasi meliputi infeksi karena sterilisasi jarum
yang tidak adekuat atau jarum yang ditinggalkan dalam tempat untuk waktu yang
lama, jarum yang patah, kebocoran organ internal, perdarahan, pingsan, kejang,
keguguran, dan perasaan mengantuk pascapengobatan (Fontaine, 2005).
b.
Terapi Herbal : peneliti memperkirakan sekitar 25.000
jenis tumbuhan digunakan secara medis di seluruh dunia. Ini merupakan bentuk
pengobatan lama yang diketahui untuk manusia, dan bukti arkeologi mengatakan
bahw a Belanda menggunakan obat herbal sejak 60.000 tahun yang lalu (Fontaine,
2005).
The Federal Food, Drug, and Cosmetic Art mengharuskan semua obat dibuktikan
keamanan dan efektifitasnya sebelum dijual ke masyarakat. Karena pengobatan
herbal tidak menjalani penelitian dengan teliti yang sama secara farmasi,
mayoritas tidak menerima persetujuan untuk menggunakannya sebagai obat dan
tidak diatur oleh The Food and Drug Admistration (FDA). Substansi herbal pengobatan
China berasal dari tanaman, hewan, atau mineral. Sedangkan pengobatan Barat
menggunakan herbal yang dipersiapkan secara primer dari materi tanaman.
Sejumlah herbal aman dan efektif untuk berbagai kondisi, sebagai contoh : susu
dari tanaman liar efektif untuk mengobati sejumlah gangguan hati dan kendung
kemih (Perry, Potter, 2009).
Meskipun pengobatan herbal memberikan efek yang berguna bagi berbagai
kondisi, sejumlah masalah timbul. Ketika pengobatan herbal dikembangkan,
konsentrasi bahan-bahan aktif beragam bentuknya. Kontaminasi dengan herbal atau
bahan kimia lain, termasuk pestisida dan logam berat juga terjadi. Beberapa herbal juga mengandung produk yang
sangat toksik dan dapat menyebabkan kanker (Fontaine, 2005).
E. Peran Keperawatan dalam Terapi Alternatif dan Latihan
Ketertarikan pada
terapi medis alternatif dan komplementer meningkat secara signifikan pada 20
tahun terakhir. Pendekatan kedokteran terintegrasi konsisten dengan pendekatan
holistik yang dipelajari perawat untuk dipraktikkan. Perawat memiliki potensi
untuk menjadi partisipan utama dalam jenis filosofi pelayanan kesehatan ini.
Banyak perawat sudah mempraktikkan manfaat sentuhan. Pahami terapi medis
alternatif atau komplementer untuk membuat rekomendasi yang tepat kepada
penyelenggaraan pelayanan primer alopatik tentang terapi mana yang bermanfaat
bagi klien. Selain itu, berikan nasihat kepada klien tentang kapan waktu yang
tepat untuk mencari terapi konvensional atau terapi medis alternatif dan
komplementer.
Perawat bekerja
sangat dekat dengan klien mereka dan berada dalam posisi mengenali titik
pandang budaya spiritual klien. Perawat biasanya dapat menentukan terapi medis
alternatif atau komplementer mana yang lebih sesuai dengan kepercayaan dan
menawarkan rekomendasi yang sesuai (Potter, Perry, 2009).
BAB III
KESIMPULAN DAN
SARAN
- Kesimpulan
Terapi non-konvensional
merupakan salah satu dari terapi medis alternatif atau komplementer. Terapi
komplementer (complementary therapies) adalah
semua terapi yang digunakan sebagai tambahan untuk terapi konvensional yang
direkomendasikan oleh penyelenggaraan pelayanan kesehatan individu (Perry,
Potter, 2009). Definisi CAM yang
disepakati adalah suatu bentuk penyembuhan yang bersumber pada berbagai sistim,
modalitas dan praktek kesehatan, yang didukung oleh teori dan kepercayaan.
Termasuk didalamnya latihan atau usaha untuk menyembuhkan diri sendiri. CAM
digunakan untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit atau juga untuk meningkatkan
taraf kesehatan.
Terapi alternatif adalah terapi di luar terapi konvensional.
Sementara komplementer berarti pelengkap bagi terapi konvensional yang ada dan telah terbukti bermanfaat. Terapi alternatif (alternative
therapies) meliputi intervensi yang sama dengan terapi komplementer, tetapi
sering kali menjadi pengobatan primer yang mengganti pelayanan medis alopatik.
Kedua terapi alternatif dan komplementer bervariasi derajatnya di mana mereka
cocok dengan pengobatan alopatik.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan dapat bersifat membangun bagi pembaca pada umumnya. Dan penulis
juga menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Benson H. 1975. The Relaxtion Respone. New York : Avon.
Fontaine K. 2005.
Healing Practices : Alternative therapies
For nursing. Edisi 2. Prentice Hall.
Perry, Potter. 2009. Fundamentals
of Nursing Buku 2 Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika.
Rakel DP, Faass N. 2006. Complementary medicinen in clinical practice, Sudbury, Mass, 2006,
Jones & Battlett.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar